Materi yang terkandung di dalam urine bisa diketahui melalui urinealisis atau pemeriksaan urine. "Lewat urinealisis kita dapat mengetahui fakta tentang ginjal dan saluran urine. Selain itu, juga dapat diketahui mengenai faal berbagai organ tubuh, seperti hati, saluran empedu, pankreas, cortex adrenal, dan lain sebagainya,".
Namun, ditambahkannya, memilih contoh (sampel) urine harus disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan. Ketika melakukan urinealisis memakai urine kumpulan sepanjang 24 jam pada seseorang, ternyata susunan urine itu tidak banyak berbeda dari susunan urine 24 jam berikutnya. Namun, bila mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel urine pada saat yang tidak menentu, seperti di waktu siang atau malam, dapat dilihat perbedaan yang jauh dari sampel-sampel itu.
Pemeriksaan urine lengkap di laboratorium akan melihat warna urine, kepekatannya, pH, berat jenis, sel darah putih, sel darah merah, sedimen, sel epitelial, bakteri, kristal, glukosa, protein, keton, bilirubin, darah samar, nitrit, dan urobilinogen.
Ciri – ciri urine normal :
1. “Volume”
Urine rata-rata : 1-1,5 liter setiap hari; tergantung luas permukaan tubuh dan intake cairan.
2. “Warna”
Kuning bening oleh adanya urokhrom. Secara normal warna dapat berubah, tergantung jenis bahan /obat yang dimakan. banyak carotein, warna kuning banyak melanin, warna coklat kehitam-hitaman. banyak darah, warna merah tua ( hematuria ) banyak nanah, warna keruh (piuria) adanya protein, warna keruh (proteinuri)
3. “Bau”
Urine baru, bau khas sebab adanya asam-asam yg mudah menguap Urine lama, bau tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine Bau busuk, adanya nanah dan kuman-kuman Bau manis, adanya asetan
4.“Berat Jenis Urine”
Normal : 1,002-1,045, rata-rata 1,008
5. “pH Urine”
Kurang lebih ph = 6 atau sekitar 4,8-7,5 Px dgn kertas lakmus (reaksi) : Urine asam, warna merah. Urine basa, warna biru
1. Infeksi Saluran Kemih ( ISK )
Diabetes, adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi lewat sample – sample urine. Urine seorang penderita diabetes (diabetesi) mengandung gula, yang tidak dapat ditemukan pada urine orang yang sehat.
Tes urine bisa juga dipakai untuk melihat apakah seseorang mengalami gangguan hati atau tidak. Bisa dilihat dari bilirubin dan urobilinogennya negatif atau tidak. Lewat pemeriksaan urine pula, dapat diketahui apakah seseorang mengalami infeksi saluran kemih.
2. Tanda Dehidrasi
Urine juga menjadi penunjuk dehidrasi (tubuh kekurangan cairan). Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urine bening seperti air. Sebaliknya, orang yang mengalami dehidrasi, urinenya berwarna kuning pekat atau cokelat karena tubuh kehilangan garam dan mineral dalam jumlah yang banyak.
Untuk mengembalikan urine Anda ke warna semula, cobalah minum larutan garam elektrolit, misalnya oralit. Bila oralit tak tersedia, cobalah larutan gula-garam. Cara membuatnya mudah saja, yakni larutkan satu sendok teh gula dan sejumput garam ke dalam 200 cc air matang. Bila dehidrasi tak membaik, perlu pemberian cairan infus.
3. Tes HIV Lewat Urine
Tes urine menjadi cara sederhana dan efektif untuk mengidentifikasi infeksi HIV, terutama pada kelompok berisiko tinggi. Seperti yang dilaporkan para peneliti dalam jurnal Acquired Immune Deficiency Syndromes. Tes urine berguna untuk mengidentifikasi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tidak mau dites darah,".
B. Cara Pengambilan Spesimen Urine.
Petugas memberikan penjelasan tentang cara mengumpulkan urine dalam botol yang disediakan sesuai dengan jenis permintaan tes yang di minta :
- Urine sewaktu (urine yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tidak ditentukan secara khusus).
- Urine pagi (urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur)
- Urine post prandial (Urine yang pertama kali dikemihkan 1,5-3 jam setelah makan).
- Urine 24 jam misalnya ; urine yang dikeluarkan jam 7 pagi dibuang. Semua urine yang dikeluarkan kemudian ditampung termasuk urine jam 7 pagi esok harinya.
- Tampung urine dalam botol atau tempat bersih kurang lebih 10 cc dengan cara penderita disuruh kemih urine pertama kali dikemih dibuang dan diambil bagian tengah dan urine terakhir dibuang.
Tujuan Pemeriksaan Urine Lengkap:
Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam urine secara lengkap sehingga dapat membantu menegakkan diagnose dokter pemeriksa.
Tes Makroskopis (secara mata telanjang) :
Perhatikan warna atau kejernihan dan bau.
Tes Kimia:
1. Celupkan 1 lembar reagen strip kedalam urine sampai urine mengenai seluruh.
2. Letakkan pada alat Uriscan, jalankan sesuai prosedur.
3. Hasil keluar dalam bentuk print out, berupa :
Berat Jenis (BJ), pH, Lekosit, Nitrit, Protein, Glukosa, Keton, Urobilinnogen, Bilirubin.
Tes Mikroskopis:
1. Masukkan 10-15 ml urine kedalam tabung reaksi, sentrifuge selama 5 menit pada 1500-2000 rpm.
2. Buang cairan dibagian atas tabung, sehingga volume cairan dan sediaan tinggal 0,5 ml.
3. Kocok tabung untuk meresuspensikan sediment.
4. Letakkan 1 tetes suspensi di atas objek glass.
5. Periksa sediaan di bawah mikroskop dengan lensa objektif 10 X (LPK) untuk melaporkan jumlah rata-rata sediaan, lensa objektif 40 X (LPB) untuk melaporkan jumlah rata-rata eritrosit dan leukosit.
6. Tulis hasil yang diperoleh berupa :
elemen organik yaitu jumlah sel eritrosit, leukosit, sel epitel, silinder, bakteri dan elmen an organik berupa kristal, zat lemak.
Catat hasil pemeriksaan dan ditandatangani oleh dokter penanggung jawab laboratorium.
1 comments:
Tampilan blog nya bagusss /////// :)
Post a Comment